Sabtu, 13 Juni 2015

MADING DAN POSTER

MADING

Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang sejenisnya. Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.[1] Peranan majalah dinding yang tampak pokok sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu :informatif, komunikatif, rekreatif, dan kreatif.

POSTER

Pengertian poster
 menurut beberapa ahli adalah salah satu media sosialisasi dan publikasi yang digunakan seseorang atau sekelompok orang untuk memberitahu suatu informasi kepada khalayak ramai. Pada umumnya poster terdiri atas kata-kata, gambar, atau kombinasi antar keduanya yang ditempatkan (dipasang) ditempat-tempat yang ramai akan masyarakat. Hal ini bertujuan agar dapat menarik masyarakat untuk melihat poster tersebut.

Macam macam poster Berdasarkan Isinya
  • Poster Niaga, poster yang isinya berupa promosi penjualan suatu produk.
  • Poster Kegiatan, poster yang isinya mempublikasikan suatu kegiatan.
  • Poster Pendidikan, poster yang isinya seputar pendidikan.
  • Poster Layanan Masyarakat, poster mengenai layanan masyarakat.
Macam-macam Poster Berdasarkan Tujuannya
  • Poster Propaganda, poster yang tujuannya menyemangati pembaca.
  • Poster Kampanye, poster yang tujuannya mengambil simpati rakyat.
  • Poster Wanted, poster yang tujuannya mencari orang hilang.
  • Poster Cheesecake, poster yang tujuannya mencari perhatian publik.
  • Poster Film, poster yang tujuannya mempromosikan sebuah film.
  • Poster Komik, poster yang tujuannya mempopulerkan sebuah komik.
  • Poster Afirmasi, poster yang tujuannya memotivasi para pembaca.
  • Poster Riset, poster yang tujuannya mempromosikan suatu riset.
  • Poster Kelas, poster yang tujuannya memotivasi siswa kelas.
  • Poster Komersial, poster yang tujuannya mempromosikan barang.
Tujuan poster

Dibuatnya sebuah poster tentu bukan tanpa sebab, tetapi memiliki maksud dan tujuan sendiri. Secara umum tujuan dan maksud dibuatnya poster adalah sebagai media publikasi agar masyarakat bisa membacanya dan melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam poster tersebut. Tetapi secara khusus maksud dan tujuan dibuatnya poster tergantung dengan apa yang diinginkan pembuat, bisa untuk tujuan komersil, mencari simpati publik, mencari perhatian masyarakat, dan lain sebagainya.

Literasi Visual

  Literasi Visual
“Visual literasi adalah kemampuan dalam menginterpretasikan pesan visual secara akurat dan untuk menciptakan pesan. Dengan demikian interpretasi dan penciptaan dalam visual literasi dapat dikatakan membaca dan menuliskan di literasi print”
Literasi visual berhubungan dengan 3kategori utama dan berbeda: kemampuan manusia, strategi mengajar dan pengembangan gagasan-gagasan.
Istilah literasi visual (visual literacy), pertama sekali digunakan oleh seorang penulis , John Debes dalam tahun 1968. Literasi visual sebagai memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang fungsi media visual dan digabungkan dengan tingginya kesedaran tentang fungsi-fungsi tersebut.Literasi visual mengandungi kumpulan cara-cara yang membolehkan seseorang untuk memahami dan menggunakan visual dalam menekankan komunikasi dengan orang lain.

Desain Pesan

Pengertian Desain Pesan

Istilah desain atau merancang adalah menunjukan suatu proses analisis yang sengaja dilakukan dan terpisah dari proses pelaksanaan desain itu sendiri. Desain pesan pembelajaran berbeda dari peristiwa pembelajaran yang sesungguhnya. Desain menunjukkan adanya suatu proses dan suatu hasil. Sebagai suatu proses desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis masalah pembelajaran hingga pemecahan masalah, yang dirumuskan dalam bentuk produk. Produk yang dihasilkan dapat dalam bentuk prototipe, naskah atau stroryboard, dsb.
 Dalam definisi teknologi pembelajaran yang dikemukakan oleh seels dan richey (1994), desain diartikan sebagai proses untuk menentukan kondisi belajar. Sedangkan tujuan desain untuk menciptakan strategi dan produk pembelajaran baik pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, maupun pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Dalam domain teknologi pendidikan, kawasan desain meliputi 4 cakupan utama dari teori dan praktek. Diidentifikasi karena masih dalam lingkup pengembangan penelitian dan teori. Yaitu meliputi studi mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik siswa.

Mengenai desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi, yang mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan atau informasi, agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan visual, urutan, halaman, dan layar secara terpisah. Karakteristik lain dari desain pesan adalah harus bersifat spesifik baik terhadap medianya maupun tugas belajarnya yang mengandung arti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda tergantung pada apakah medianya bersifat statis, dinamis, atau kombinasi dari keduanya (potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya berupa pembentukan konsep atau sikap, pengembangan ketrampilan atau strategi belajar, ataukah menghafalkan informasi verbal.